Jumat, 29 Mei 2009

Jogja tempo dulu






Gadis pemetik padi (1935); Dolanan anak ular2an (1914an)



Dolanan anak: dakon; Sluku-sluku bathok (1935)



Bocah jogja; Main kartu



Perlakuan terhadap padi; Jualan dipinggir jalan



Perempuan sedang alu padi; Jual jajanan keliling



Susahnya memakai destar (ikat kepala); Perempuan pemijat



Alun-alun Kidul (1920); Ringin kurung di Alun-alun Lor (1888)



Masjid Agung Kauman (1888; Masjid Agung Kauman (1925)



Gunungan Putri (1888) dan Gamelan Kyai Naga (1888)



Alun-alun Lor (1980an); Pagelaran Keraton (1980an)



Siti Hinggil (1935); Batu Gilang dan Batu Gateng Kotagede



Senisono (1915); Tamansari (1935)



Tamansari (1881)


Kanal air depan benteng Vredesburg (1920); Benteng Vredesburg (1970)



Pasar Ngasem dan Plengkung Ngasem (1809)



Pacinan (1910) dan (1925)



BNI 46 (1925); Kantor Pos Besar (1955)



Hotal Jogja (sekarang Garuda) (1941); Ngejaman (1957)



Malioboro (1936) dan (1949)



Kedaton Plered (1928); Museum Sana Budaya (1939)



Pasar Beringharjo (1910); Toko Oen (1936)



Gedung Agung (1939); Gedung DPRD (1950)



Jl. KH Ahmad Dahlan (1930); Gedung Societet (1941)



Jl. Senopati (1895); Gereja Kotabaru (1937)



Jl. Surotomo (1895); Kampung Djogonegaran (1920)



Tugu Jogja (1928); Gondolayu (1937)



Sekolah untuk bangsa Jawa; Susteran (1935)



RS Mata Dr. Yap (1937) dan Kampus UGM (1956)



Stasiun Tugu (1887; Kaliurang (1939)



Candi Prambanan (1914)



Kyai Djetayu; Kyai Coupe Driekwart (1900)



Kyai Bedoyo Permili; Kereta Jenasah (1910)

0 komentar: